Tujuan
Mengamati gerak refleks pukulan pada lutut.
Teori
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf.Gerak pada umumnya terjadi
secara sadar, namun ada pula garak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor,
ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian
hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau
batuk.
Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah
lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf
aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di
ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai pada reseptor
sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat
rangsangan. Lengkung refleks paling sederhana adlah lengkung refleks yang
mempunyai satu sinaps antara neuron aferent dan eferent. Lengkung refleks
semacam ini dinamakan monosinaptik dan refleks yang terjadi di sebut refleks
monosinaptik.
Klasifikasi Gerak Refleks
Refleks adalah
mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah sadar. Perilaku naluriah dari
hewan yang lebih rendah dikuasai sebagai besar oleh refleks pada manusia
perilaku lebih banyak merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks
bekerja sebagai mekanisme pertahanan dasar, namun refleks-refleks ini sangat
penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi.
Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis
dapat di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. refleks superfisial (kulit dan lendir),
2. refleks tendon dalam (miotatik),
3. refleks viseral (organik),
4. refleks patologik (abnormal)
1. refleks superfisial (kulit dan lendir),
2. refleks tendon dalam (miotatik),
3. refleks viseral (organik),
4. refleks patologik (abnormal)
Refleks juga
dapat di klasifikasikan menurut tingkat dari refresentasi sentralnya yaitiu
sabagai refleks spinal, bulbar (refleks postural dan penegakan), otak tangah
atau cerebellum.
Alat dan Bahan :
Ø Pemukul
Ø lutut
Cara Kerja :
1.
Duduklah diatas meja dengan kaki bergelantungan.
2.
Lemahkan kaki atau rileks.
3.
Kemudian siapkan pemukul dan pukullah bagian lutut yang di tendon lutut sampai
terjadi rangsangan
dan kaki sampai bergerak kedepan dengan refleks.
Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
|
Gerakan Refleks
|
Ket
|
|
Kaki kanan
|
Kaki kiri
|
|||
1.
|
Puspa Sari Hafid
|
iya
|
iya
|
Normal
|
2.
|
Ida Rachmaniar
Ramli
|
iya
|
iya
|
Normal
|
3.
|
Nabila Letviana
|
iya
|
iya
|
Normal
|
4.
|
Alvioni Bani
|
iya
|
iya
|
Normal
|
5.
|
Ulmi Azhari Ramadhani
|
iya
|
iya
|
Normal
|
6.
|
Firda Devi Yanti
|
iya
|
iya
|
Normal
|
Pertanyaan :
1.
Tuliskan pengertian gerak refleks!
2.
Jelaskan mengapa bagian tubuh kita yang lain tidak ada refleks
pukulan !
3.
Jelaskan faktor penyebab sel saraf menjadi lemah/kurang sehat !
4.
Gambarkan dan jelaskan lengkung refleks !
Jawaban :
1.
Gerak
refleks adalah suatu gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai
tanggapan terhadap suatu rangsangan. Gerak reflex terjadi dengan sangat cepat
tanpa melalui pertimbangan otak.
2.
Karena,
hanya bagian tubuh yang berperan dalam pergerakanlah yang memiliki refleks
pukulan.
3.
Faktor-faktor penyebab sel saraf menjadi lemah atau kurang sehat
yaitu :
a. Kurang Tidur
a. Kurang Tidur
b. Kurang Istirahat
a. Stres
4. Lengkung Refleks

Lengkung refleks sederhana, melibatkan sejumlah
struktur reseptor yaitu organ indera yang khusus bagian akhir kulit atau fusus
neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu impuls neoron aferent
yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke susunan saraf pusat, tempat
di mana saraf bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu atau lebih neuron
interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferent.
Neoron eferent berjalan keluar dalam saraf dan
menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor yaitu otot ( otot polos,
lurik, atau otot jantung ) atau kelenjar yang memberikan respon. Sementara
kesatuan anatomik susunan saraf adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya
adalah lingkungan refleks ini merupakan dasar anatomik untuk kegiatan –
kegiatan refleks diluar pengendalian kemauan kita, ini berarti reaksi – reaksi
yang lebih kurang bersifat otomotik dan tidak berubah-ubah yang tidak
melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf pusat yang lebih tinggi.
Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1.
Suatu reseptor,
yang peka terhadap suatu macam rangsangan.
2.
Suatu neuron
aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat
(medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3.
Suatu neuron
eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4.
Suatu alat
efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh
suatu serat otot atau sel kelenjar.
Di dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti
tersebut diatas, suatu rangsangan yang mengenai reseptor akan dapat menimbulkan
suatu impuls saraf yang pada akhirnya dapat diantarkan ke alat efektor, yaitu
serat otot atau kelenjar, dan menimbulkan reaksi dalam bentuk kontraksi atau
sekresi. Akan tetapi, sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan refleks yang dapat
terjadi pada orang hidup mempunyai dasar anatomik yang jauh lebih rumit.
Pada lengkung refleks ada yang disebut monosinaps dan
polisinaps, jumlah sinaps dalam lengkungan bervariasi dari 2 sampai
beratus-ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks ini, tetapi terutama pada
lengkung refleks polisinaps, aktivitasdi ubah oleh fasilitasi spesial dan
temporal oklusi efek subliminimal dan efek lainnya.
Refleks
monosinaps: refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh
diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks regang.
Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan jawabannya
adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.
Organ sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang
berasal kumparan di hantarkan ke SSP oleh serabut-serabut sensorik yang cepat
dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang menyerafi otot yang sama.
Refleks regang adalah satu-satunya refleks monosinaps dalam tubuh.
Contoh-contoh dari dalam klinik, ketokan pada urat
patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu refleks regang dari m.quadriceps
femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot tersebut.
Gerak refleks berjalan sangat ceapt dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan dapat terjadi tanpa di pengaruhi kehendak
atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip,
bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas, yaitu di mulai dari reseptor penerima rangsangan, kemudian di
teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh saraf sensorik ke
pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah
didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Penghantar impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan
patensial listrik antara bagian luar bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf
beristirahat, kutub positif terdapat di bagian dalam sel saraf. Penghantar
impuls melalui sinapsis, titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain dinamakan sinapsis.
Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisineurotransmitter yang di
sebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut
neuron pra-sinapsis.
Kesimpulan
1.
Berdasakan hasil
pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Gerak refleks adalah suatu gerakan spontan yang berlangsung
secara otomatis sebagai tanggapan terhadap suatu rangsangan. Gerak reflex
terjadi dengan sangat cepat tanpa melalui pertimbangan otak.
2. Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah
lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf
aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di
ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.
Saran
Sebaiknya siswa lebih memperhatikan dan memelihara alat
laboratorium agar bersih dan dapat dipergunakan dengan baik.